2013/02/17

Cerpenku "Disaat Aku Mencintaimu"


DISAAT AKU MENCINTAIMU

Sudah sekian lama Fifi dan Harry berpacaran, tapi keduanya tetap saja jarang akur. Mereka sering bertengkar dan putus nyambung. Fifi pun akhirnya bosan dengannya. Sepulang Harry dari luar kota, Fifi tetap tak menghubunginya sama sekali. Dia sudah sangat bosan dan malas menghubunginya kembali. Tapi, seminggu Harry pulang dari luar kota, dia langsung menghubungi Fifi. Fifi memang tak bisa membohongi perasaannya sendiri, disisi lain dia memang sudah bosan dengan harry apalagi dia jarang bertemu dengannya tapi itu semua tak menghilangkan rasa sayang dan cintanya pada Harry. Fifi yang disaat itu sedang kesepian pun gembira mendapat sms dari Harry mantan kekasih yang masih disayanginya itu. Sehari setelah Harry mengubungi Fifi, dia langsung mengajaknya jalan,
“Fi, mau gak kamu jalan ma aku besok?” Tanya Harry
“iyah dah, emang mau kemana?” jawab Fifi
“hmm.. jalan-jalan aja, sebenernya kan aku kangen banget ma kamu, hihihi”
“ukh, gombal kamu yah!”
“ya udah mau kpa gak kamu?” membujuk lagi
“iyah mau, ntar kabarin aku lagi!” jawabnya
“ok!!”
Setelah berjanji akan mengajak Fifi jalan-jalan, Harry langsung tidur dan bermimpi bertemu dengan mantan kekasihnya itu dijalan, dia bermimpi balikan dengan Fifi.
“Harryyyyyyyyyyyyyyyyyyyy..!!” panggil Fifi
“hah?” melongo ke kanan dan kiri jalan diatas sepeda motornya.
“aku Fifi, Harry!” kata Fifi
“ya ampun kamu toh Fi! Aku kira sapa. Emang kamu masih ingat aku?” sambil mendekat kearah Fifi
“ya donk! Palingan kamu yang gak ingat yah?” Tanya Fifi
“ngapain aku gak ingat ma orang yang pernah singgah dihatiku. Wkkwwk” canda Harry kepada Fifi
“ukh tetep gombal ni anak! By the way, ngapain kamu lewat jalanan sini? Tumben amat tauk!” Tanya Fifi lagi
“hm iyakah aku tumben lewat sini? Kayaknya gak juga deh. Ini kan jalan umum Fi, aku sering kok lewat sini sebelum keluar kota. Kamunya aja kali yang baru keliatan kau!” jawabnya
“oh iya hehe, maaf  lah!”
“kamu tuh tumben disini, hihi” celetuk Harry
“oh tidak bias! Aku kan emang sering disini nunggu jemputan. Haha” jawab Fifi dengan tertawanya
“ya udah daripada kamu  nunggu disini lama, yuk tak anterin pulang” tawar Harry kepada Fifi
“ya udah deh ayok!”
Dijalan sambil bicara diatas sepeda motor, keduanya saling memikirkan hal yang sama yaitu balikan, “ekh Fi, aku lho sebenernya masih suka ma kamu, pacaran lagi yok!” ajak Harry
“yeah, emang kmau yakin kaan lebh baik daripada  yang dulu? Inget Ry, kita udah sering putus nyambung gini. Emang kali ini kamu beneran serius ta?” jawab Fifi ragu
“iyah Fi, ayok dak aku akan menjadi yang lebih baik daripada dulu. Bener deh janji aku!”
“ya udah deh kita jadian lagi mulai sekarang!” jawab Fifi
“ok deh makasih yah!”
Setelah terbangun dari tidurnya Harry pun baru menyadari kalau dia hanya bermimpi.
“Ya Allah, astaghfirullah hal adzim, apakah tadi itu cuma mimpi? Ya Allah semoga jadi kenyataan amin…”
Saking kagetnya Harry lupa kalau dia akan menemui temannya adi warung kopi langganannya.
“ya Allah lupa ! sekarang kau ada janji ma Agung!” sambil mencari nomor Agung dikontak handphonenya
“Gung kamu ada dimana?” Tanya Harry
“ni udah di warkop cuy! Ayok kesini, bawa cewek kamu hahaha” jawab Agung
“haduh dia gak bias, keluar kapan-kapan aja!”
“iyah dah cepetan kesini keburu nutup ntar!”
“sejak kapan warkop nutup lebih awal ? ya tunggu dah pokoknya yah!”
“okkk”
Setelah sampai di warung kopi langgananya bersama sahabat-sahabatnya itu, dia langsung duduk dan minum kopi ditemani oleh gorengan yang lezat. Ditengah-tengah pembicaraan, sahabatnya yang bernama Ony bertanya,
“ekh Ry! Mana cewek kmau? Haha katanya udah punya yang baru?”
“iyah kenapa ? dia itu anaknya baik jadi gak pernah keluar rumah gak kayak kamu!”
“oh gitu, kamu juga kan suka keluar rumah, hayyo?”
“Iyah kan kalian yang ngajak, kamu gimana asih bro!”
“oh iyah yah,, ya udah yang penting kita bisa ngumpul, kan kita lama gak ketemu apalagi kamu baru pulang dari luar kota kemaren”
“iya bro,, kita kan selalu satu hati! sahabat sejati gak akan pernah mati!”
“yupp setuju!!!!!!”
Setelah puas berkumpul dengan sahabatnya, Harry langsung pulang, dan dia lupa tidak mengabari Fifi kekasihnya. Yang jelas Fifi sangat khawatir terhadapnya. Setelah dirumah dia langsung menelfon Fifi tapi sayangnya Fifi sudah tidur karena kecapekan menunggu balasan sms darinya. Pikiran Harry pun kacau tak karuan, dia bingung harus berbuat apa, satu-satunya cara yaitu menunngunya sampai bangun besok pagi. Akhirnya Harry juga tertidur dikamarnya yang tak begitu besar itu ditemani lagu-lagu Dream Theater kesukaannya. Keesokannya, Harry tak sadar jika dia tertidur dengan handphone yang hidup semaleman karena mp3nya yang tidak sempat dimatikan. Akhirnya baterai handphonenya juga kosong. Fifi yang saat itu sudah bangun mencoba menghubunginya tapi tidak bisa, Fifi sangat khawatir karena malamnya Harry juga tidak membalas smsnya. Harry yang saat itu ingin segera bertemu dengan Fifi sudah siap di depan rumahnya dan berpamitan pada kedua orang tuanya. Harry hampir lupa dengan handphonenya yang di cas, lalu sebelum menemui Fifi dia berlari menuju kamarnya untuk mengambil handphonenya yang ketinggalan. Handphonenya pun langsung di aktifkan dan dengan terkejut Harry membuka 20 pesan dari Fifi, sepertinya Fifi ngambek kepadanya. Tanpa pikir panjang Harry langsung menelfonnya,
“Assalammu’alaikum Fi”
“Wa’alaikum salam”
“maaf Fi hapeku lowbet”
“iyah gapapa kok !”
“ayok Fi keluar! Jadi kan? Aku jemput yah!”
“iya aku dah siap dari tadi tapi aku nunggu balesan sms dari kamu itu lam abanget sih!”
“Ya udah aku mau berangkat kerumah kamu!”
“ok sayang, ati-ati dijalan yah agk usah ngebut-ngebut yang penting nyampek, kan kita ga buru-buru”
“ok sayang tenanglah!”
Setelah sampai dirumah Fifi, Harry langsung memboncengnya dan membawa Fifi jalan-jalan keliling kota Sumberanyar, ditengah perjalanan Harry berhenti di salah satu warung untuk membeli makanan kecil dan minuman pelepas dahaga,
“Fi, berhenti dulu yah!” ajak Harry
“ok dah!”
Setelah berhenti mereka langsung memesan makanan dan minuman kesukaan mereka, setelah itu mereka kembali berjalan-jalan. Setelah puas jalan-jalan mengelilingi kota, mereka puklang dengan hati senang.
“makasih Harry kamu udah baik banget ma aku! Fifi berkata
“ok sama-sama Fifi!” jawab Harry
“ya udah kamu mau pulang kan? Ati-ati dijalan yah!”
“iya Fi, makasih lho perhatiannya!” sambil tersenyum manis
Setelah 2 bulan mereka pacaran, Harry mengajak Fifi kerumahnya. Fifi yang saat itu tidak membawa handphonenya akhirnya terpaksa dia meminjam handphone pada Harry,
“Harry, aku pinjem hapenya donk!” pinta Fifi
“hm buat apa?” bertanya balik sambil kebingungan
“aku mau sms temen sekarang penting! Aku gak bawa hape ni,,” jawabnya
“ya udah ni,,”
Sambil menulis sms, Harry mengambilkan makanan kecil dan secangkir the untuknya. Tanpa disadari oleh Harry, Fifi sedikit lancang membuka sms Harry. Dengan terkejut Fifi sedikit ngambek pada Harry karena di handphone Harry ternyata ada sebuah sms yang sedikit romantis dan membuatnya geram pada Harry, tanpa basa-basi Fifi langsung menanyakannya pada Harry
“sms sapa itu?” Tanya Fifi
“itu sahabatku!” jawab Harry
“akh masak sahabat main romantis-romantisan, kamu gak pernah cerita ma aku kalo punya sahabat cewek yang deket banget gitu! Sejak kapan coba? Kamu kok main rahasiaana gitu?” Fifi mulai geram
“itu sahabatku namanya Cici, dia emang baru kenal ma aku alias aku kenal kamu lebih dahulu tapi dia itu yang bias merubahku kayak gini!” jawabnya
“merubah gimana? Wong tetep aja ini!”
“aku udah gak nakal lagi, kamu tahu kan dulu kau nakal banget enn gak nurut orang tua?”
“iyah sih,, hmm ya udah gak usah dibahas” makin geram
Setelah pulang Fifi mulai kepikiran, apakah Harry memang masih sayang dan cinta atau tidak, Fifi masih teringat Cici,
“ya Allah siapakah Cici? Mengapa setelah aku mulai mencintainya kembali muncul seseorang dan,,, aku mulai tidak yakin denagn cintaku ini ya Allah. Siapakah Cici?”
Sambil menangis diam mengucapkan kata-kata itu dikamar, karena capek Fifi ketiduran dan dia bermimpi Harry bertunangan dengan Cici
“ya Allah! Astaghfirullah! Beneran ? itu beneran? Harry tunangan ama Cici? Gak salah liat aku?” bertanya-tanya sendiri sambil melihat acara prosesi tunangan antara Harry dan Cici, kebetulan dia di undang di acara itu. Setelah selesai acara Harry keluar dan bersalaman pada semua tamu undangan tak terkecuali Fifi.
“Fi,,, maafin aku! Bukannya kau menhianati kamu tapi ini semua permintaan orang tuaku sama orang tuanya, aku Cuma nurut aja ma mereka, sebenernya kau masih sayang en cinta kamu kok! Ingat ini Cuma tunangan aja belum tentu nikah kok!” Harry meminta maaf pada Fifi
“tapi kamu kok tega ma aku? Aku tuh yah nerima kamu lagi soalnya aku tuh masih sayang ma kamu terus aku juga mau memperbaiki hubungan kita yang lalu itu Harry!” sambil menangis dan ingin pergi
“aku tau semua itu, tapi kamu janganlah berharap pada aku saja, kan masi banyak cowok lain Fi,,, iyah kalo Allah emnag dah takdirkan kita gitu mau gimana lagi? Yah kecuali dipertemukan lagi berarti kita jodoh! please Fi ngertiin aku ! hm, satu hal yang harus kamu ingat aku tuh sayang kamu en jangan putus asa ya Fi!” sambil meneteskan air mata dan memegang tangan Fifi
“udah lah kalo gitu aku pergi aja yah! Aku ngerti semua en semoga kamu bahagia ma Cici!” berkata dengan tak melihat muka Harry
“Fi,,, bener-bener aku minta maaf yah! !” pintanya lagi
“iya Ry, kau pergi dulu asslammu’alaikum” sambil bersalaman
“wa’ala’ikum salam hati-hati Fi!”
Setelah Fifi terbangun dari tidurnya, Fifi langsung menangis tanpa sebab yang jelas. Tiba-tiba dia meneteskan air mata yang cukup banyak ditempat tidurnya, dan berhenti ketika Ibu Erna yaitu Ibu Fifi memanggilnya untuk mandi dan berangkat sekolah. Disekolah Fifi bercerita pada salah satu sahabatnya bahwa Harry bertunangan dengan Cici dimimpinya semalam, Fifi bercerita pada Ani waktu itu,
“An, sini dulu aku mau cerita tentang mimpiku semalam tentang Harry!” panggil Fifi
“hah? Mimpi Harry? Emang kenapa dia dimimpimu?” Tanya Ani
“itu, aku bermimpi Harry tunangan ma Cici sahabatnya itu, emang dah lama sahabatan tapi kayaknya ada udang dibalik batu deh antara mereka berdua. Kalo gak salah panggilan mereka satu sama lain pun mirip kayak orang pacaran, wong aku aja yang pacaran biasa aja kok eh dia malah manggil panggilan saying ma dia!”
“lho? Kok gitu Cici itu? Yang sabar Fi, mungkin itu Cuma bunga tidurmu aja! Jangan dibawa ke kehidupan nyata,, toh iya kalo mimpi itu emang ditakdirkan jadi kenyataan ma Allah, kalo gak yah itu Cuma bunga tidur!” hibur Ani pada Fifi
“hm.. iya An, makasih ya kamu udah ngerti aku banget! Kamu mang sahabatku yang paling baik, hehe” guyon Fifi
“hmm Fifi ada-ada saja akh! Biasa aja kali!” sahutnya
Lalu keesokan harinya disaat Fifi dan Harry sedang menelfon, Fifi tak sengaja melontarkan kata-kata yang sedikit menyinggung perasaan Harry akhirnya Harry pun memutuskan Fifi.
“Harry, kamu itu yah ternyata punya maksud tersembunyi yah? Bilang aja dah kalo kamu gak saying en cinta aku, buktinya kamu smsan ma cewek laen.. ma sahabatnya sendiri emang tapi panggilan sayangmu itu lho! Emang kamu gak tau perasaanku tah? Coba kamu aku gitukan? Mau kamu? Sakit kan?” bentak Fifi
“apa sih maksud kamu Fi? Gak ngerti aku padahal smsku biasa aja deh!” jawabnya meyakinkan Fifi
“apanya yang biasa wong sama ceweknya sendiri gak manggil gituan ma orang lain manggilnya yang aneh-aneh. Apa sih maunya kamu itu?” jawab Fifi lagi
“oh jadi gitu yah udah terserah kamu dah Fi! Mendingan kita END aja dah!”
“heh! Sapa juga yang nagajak putus toh aku Cuma bilang kan?”
“tapi please yah! Kata-katamu itu bener-bener nusuk dihatiku! Dalam!!”
“lho! Kok gitu kamu? Ya udah maafin kau kalo bentak-bentak, tapi itu semua demi kebaikan kamu!”
“okeyy up to you dah aku gak ngerti lagi! Puyeng akuu kalo punya cewek yang gak ngerti lagi ma aku! But inget yah aku bakalan janji kembali ma kamu, pegang janji itu!”
“Ya dah terserah, aku akan selalu pegang janji itu en makasih bye Assalammu’alaikum”
“ya, wa’alaikumsalam”
Akhirnya mereka putus. Fifi yang menyesali kata-katanya menagis sendirian di sudut kamarnya dan Harry yang saat itu geram tidak tidur semaleman kaibat kata-kata dari Fifi yang zuudzon padanya.
Waktu berlalu dan Fifi tetap menjomblo, tetapi dia masih sering smsan dengan Harry, Harry masih menganggapnya sahabat meski hatinya pernah disakiti oleh Fifi. Harry yang saat itu curhat pada Fifi, keceplosan dengan omongannya yang akan bertunangan minggu depan. Fifi yang mendengarnya sontak kaget tapi Fifi tak menampakkan kekagetannya itu pada Harry karena Fifi tahu nantinya Harry tak akan pernah cerita lagi padanya. Esoknya Fifi pergi menemui Harry kerumahnya untuk mengucapkan selamat, orang tua Harry yang saat itu mengingat Fifi pun kaget atas kedatanagan Fifi kesana.
“Assalammua’laikum pak! Harry ada?”
“oh nak Fifi, masuk nak ! Harry ada didalam tunggu sebentar yah!” jawab ayah Harry
“hy, Fi! Ada apa kamu kesini?” Tanya harry kebingunngan
“aku mau ngucapin selamat ma kamu, kamu kan mau tunangan en selamat tinggal yah semoga bahagia dengannya! Langgeng dah ampe nikah! Aminnn…. tapi maafin kesalahanku yang dulu-dulu yah!” ucap Fifi
“oh iya makasih ucapannya en masalah salah emang kamu punya salah tha? Tapi tenang aku udah maafin kamu dulu”jawab Harry denagn senyuman lebar dibibirnya
“makasih Harry kamu emang baik, maaf aku sudah mikir yang enggak-enggak dulu maa kamu! Aku janji gak bakal ulangin itu lagi!” pintanya lagi
“ok Fi aku ngerti jadi tenang sajah yah!”
“sipp, kalo gitu aku pamit dulu!”
“ohh gak mau minum dulu?”
“gak makasih! Oya kamu ingat janji kamu? “ menanyakan janjinya
“janji apa?” Tanya balik
“katanya kamu akan kembali ma aku? Apa aku hapus aja janji itu?”
“gak usah dihapus tunangan belum tentu nikah!”
“ya dah..”
“Tapi aku gak bakal tepatin karang”
“iya ngerti, hmm berarti mimpiku jadi nyata donk!”
“mang kamu mimpi apa?”
“kan kau pernah cerita, masak kamu lupa?”
“hm apa yah lupa!”
“aku mimpi kami tunangan ma sahabatmu sendiri! Cici dan mimpi itu jadi kenyataan , bener aku gak nyangka! Tapi disitu kamu itu dipaksa ortu”
“ya awalnya emang tunangan ini terpaksa. kamu liat , mendadak kan?”
“iya sih!”
“tapi jujur aku dah mendem rasa ma dia, maaf ya Fi!”
“iya aku dah nyangka itu!”
“aku jadi gak enak ni, hmm maaf juga kalo aku sekarang dah nurut ama ortu gak kayak dimimpi itu!”
“iya iya , kamu ini!”
“iya kita tetep sahabat kok fi!”
“ok dah,, ya udah aku pamit dulu ya, bilang ortumu salam dariku, hehe Assalammua’laikum”
“Wa’alaikumsalam”
Sampai dirumah Fifi tak dapat membendung air matanya yang tiba-tiba jatuh, Fifi menyesal tapi ini semua tak ada yang salah dan tak ada yang benar.
Fifi tak menyangka mimpinya itu menjadi kenyataan yang begitu pahit baginya. Lalu tibalah disaat Harry dan Cici bertunangan, Fifi gelisah dan galau sendiri dikamarnya dia diam beribu kata-kata. Malamnya Harry menelfon untuk meminta maaf padanya
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”
“Fi, aku nyesel dah nyakitin kamu! Aku sadar kalo kamu juga sakit ! maaf”
“iya gapapa anggap itu angina yang berlalu!”
“bener ni? Yaudah makasih yah! Pokonya kamu itu sahabatku juga daek aku yang aku sayang, he”
“iya mas Harry”
Setelah itu Fifi baru menyadari kalau cintanya adalah cinta sesaat karena disaat Fifi mencintai Harry, dia pergi meninggalkannya, sungguh sakit rasanya.
“kau pergi disaat aku mulai mencintaimu kasih..
Janganlah kau sesali ini semua, karena jodoh itu sudah ada yang mengatur…
Selamat jalan kasih…”
Itulah sepenggal kata terakhir untuk Harry dikado acara tunangannya yang diberikan oleh Fifi tepat dihadapan Cici.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar