2013/02/17

Cerpenku "Aku Masih Sayang (selamanya sayang)"



AKU MASIH SAYANG ( SELAMANYA SAYANG )

Sebut saja namanya Piping, dia siswa kelas X di salah satu SMA favorit di kotanya. Piping yang kini mengerti cinta pun mulai jatuh cinta pada seorang pemuda penjual gorengan di depan sekolahnya. Awalnya dia sering membeli gorengan disana dan pada suatu hari, si penjual yang bernama Fandy pun bercanda dengan pembeli-pembelinya termasuk Piping yang baru saja keluar dari pintu gerbang sekolahnya itu.
“eh, neng punya cowok gak?” Tanya Fandy pada salah satu teman Piping, temannya yang bernama Ira itu pun menjawab,
“punya mas, kenapa yah?” jawabnya.
“gak papa neng, cuma tanya aja. Lah? Temen neng yang disebelah itu punya cowok gak?” Fandy pun bertanya lagi dengan sedikit senyuman malu-malu.
“nah, kalo dia gak punya cowok! Kenapa suka ma dia yah?”
“hahaha, gak papa cuma pengen kenal aja!” sambil menggoreng pesanan pembeli.
“oh, si Piping ni orangnya pemalu mas. Hehe”
“gak juga , Ra! Apa sih kamu ini!” jawab Piping.
“neng tukeran nomor hape donk! Boleh gak?” tanayanya ke Piping
“hmm,, gimana yah? Kasih gak ,Ra?” tanya Piping ke Ira.
“terserah kamu, sapa tahu kamu emang suka ma mas Fandy. Iya toh?”
“iyo wes mas” sambil menukar hape masing-masing

Setelah sekian lama kenal dengan cowok yang bernama Fandy ini, Piping pun lama-kelamaan mulai suka begitupun dengan Fandy, setiap hari sepulang sekolah Piping pasti mampir ke stand gorengan milik Fandy untuk sekedar melepas rindu atau membeli gorengan dengan sahabat-sahabatnya. Benih-benih cinta antara mereka pun tak dapat dihindari, tepat tanggal 14 Februari, yang kebanyakan  orang menyebutnya sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang  itu, Fandy mengungkapkan seluruh perasaannya apada Piping, tapi Piping belum merasa cinta, karena Piping hanya merasa suka saja pada Fandy ,akhirnya Piping berfikir-fikir tentang cinta Fandy itu, dia sedikit ragu akan cinta Fandy kepadanya karena belum sebulan kenal Fandy sudah menyatakan cinta pada Piping. Piping pun takut Fandy hanya main-main kepadanya, akhirnya dia pun menelfon Fandy,
“Fan, kamu beneran kan cinta sama aku?” tanya Piping
“iya Ping, aku cinta banget sama kamu, kenapa kamu kok tanya gitu? Kamu kan juga cinta aku, Ping?” jawab Fandy dengan nafas terengah-engah karena takut kehilangan Piping.
“gak kok Fan, aku percaya kamu cinta aku, tapi masak iya belom sebulan kenal kamu dah jatuh cinta gitu ma aku cepet banget sih?”
“lah? Kamu kan juga gitu?”
“iya sih tapi, aku kan udah lama suka sama kamu, sebelum kamu kenal ma aku”
“hmm,, ya sudah, emang kenapa sih?”
“buktikan donk kalo kamu cinta ma aku, katanya cinta?”
“iyah kamu mau bukti apa?”
“terserah kamu, yang penting kamu bisa melakukannya”
“iya, apa coba?”
“kamu harus datang ke taman bunga nanti malam”
“iya kau akan datang demi kamu”
“baiklah sampai ketemunanti malam yah!”
Malam pun datang, Piping bergegas ke taman sampai hapenya pun ketinggalan dikamar dan lupa tidak pamit ke orang tuanya, dengan cepat dia mengayuh sepeda mininya itu ke taman bunga yang tidak jauh dari rumahnya itu. Sesampainya di taman bunga, dia tak melihat satu orang pun disana, hanya mendung dan suara guntur yang menemaninya disana.
“ya ampun hapeku ketinggalan! Tapi kalo aku pulang terus Fandy datang gimana yah?” Piping pun mulai kebingungan, berjalan kesana kemari mengelilingi taman bunga sambil bertanya
“mana Fandy? Mana dia? Apa iya dia cinta aku?  tapi kenapa dia kok gak dateng?” tak lama setelah dua kali berputar di taman bunga itu, hujan turun dengan derasnya dan membuat Piping makin bingung dan membuat keringat dinginnya bercucuran. Piping yang saat itu tidak memakai jaket ataupun membawa payung, hanya bisa memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya dan duduk di salah satu kursi taman. Piping menangis, dia menagis karena pujaan hatinya tidak datang, Piping berjanji akan di taman sampai Fandy datang. Sementara itu Fandy yang kecapekan setelah bekerja, ketiduran di kamarnya, dan ketika dia terbangun dan melihat jam di hapenya yang menunjukkan pukul 20.00 Fandy langsung bangun sekaligus dari tempat tidurnya dan ingat bahwa dia mempunyai janji dengan pujaan hatinya, Piping. Melihat hujan yang makin deras , Fandy pun makin kebingungan apa yang harus dia lakukan. Lalu dia mempunyai ide untuk menelfon Piping, tapi setelah dua kali tidak ada jawaban dari Piping dia pun makin khawatir dan perasaannya pun mulai tidak nyaman, dengan tergesa-gesa dia langsung mengambil jaket di lemarinya dan menaiki motornya ke taman, Fandy berfikir mungkin Piping ada di Taman. Setelah lima menit Fandy pun tiba di taman dengan tak seorang pun disana, dia memanggil nama “Piping!” tapi tak ada yang mendengar , dia turun dari motornya dan langsung ke kursi di dalam taman, Fandy sontak terkejut melihat kekasihnya sedang menggigil di tengah taman sendirian hanya di temani sepeda mininya itu,
“Piping!” panggil Fandy
“Fa, Fa, Fa, Fandy!” jawabnya
Fandy langsung berlari kearahnya.
“Ping, kamu gak papa?”tanya Fandy
“gak papa kok!”jawab Piping dengan tetap menggigil kedinginan, Fandy yang memakai jaket pun langsung membuka jaketnya untuk Piping dan langsung memeluk Piping dengan hangat, Piping tersenyum dan langsung pingsan.
Fandy langsung membawanya ke salah satu warung dekat taman untuk berteduh, Fandy menitipkan Piping pada ibu Ani yang menjaga warung itu sementara dia mengambil sepeda dan motornya di taman.
“bu, saya minta tolong “ kata  Fandy
“iya apa nak?” ibu Ani pun bertanya balik
“ini teman saya pingsan, ibu bisa menjaganya dulu sementara saya mengambil sepeda saya di taman? jawabnya
“baiklah nak, ibu akan menjaganya. Hati-hati nak!”
“iya buk trima kasih”
Fandy langsung berlari menuju taman , sedangkan Piping dijaga oleh ibu Ani
Fandy yang terburu-buru ke taman pun hampir tertabrak mobil saat menyabrang di depan warung itu. Setelah mengambil sepedanya, Fandy langsung menghampiri Piping yang masih belum sadar,
“bu, gimana keadaan teman saya?” bertanya sambil kebingungan
“belum sadar nak!” duduk disamping Piping
Fandy pun langsung mendekat kesamping Piping, sambil memegang tangannya yang dingin dan membisikkan sesuatu di telinga Piping,
“aku cinta kamu, Ping” seru Fandy
Piping pun mendengar perkataan Fandy itu dan perlahan-lahan mata Piping terbuka, sambil berkata
“aku juga cinta kamu, Fan”
Fandy senang melihat Piping yang sudah sadar dan langsung menanyakan keadaannya
“gimana udah baikan?” Tanya Fandy
“alhamdulillah, aku sadar. Aku dimana ini?” sahut Piping
“kamu ada dirumah ibu Ani yang punya warung deketnya taman bunga itu”
“hmm, terus kamu kok bisa ada disini juga? Gimana ceritanya?”
“ceritanya panjang , Ping! Tapi sebelumnya aku minta maaf soalnya aku tadi telat nyamperin kamu terus buat kamu pingsan seperti ini, aku tadi capek banget terus ketiduran dikamar, maaf yah ,Ping!”
“iyah gak papa kok!” sambil tersenyum
“trima kasih , Ping!”
“iyah Fan”
“terus kamu udah percaya ma aku? Aku kan udah ngebuktiin semua ke kamu”
“iyah kau percaya 100, eh 1000% ma kamu sekarang. Hehe”
“yes!yes! akhirnya aku berhasil, terus kamu mau kan jadi pacarku?”
“iya ,Fan, kau terima cintamu itu”
Lalu Fandy pun langsung loncat kegirangan mendegar jawaban dari Piping itu.
“yeye aku seneng banget hari ini Ping, hehe” sambil meloncat-loncat
“udah Fan, ini rumah orang, kalo pengen loncat nanti aja!”
“iyah sayang,, heheheeh”

Dengan perasaan senang mereka pun pulang menaiki motor Fandy, sedangkan sepeda mini Piping dititipkan ke Ibu Ani yang besoknya akan diambil oleh Piping. Sesampainya Piping dirumah orang tua Piping mencari-cari Piping tapi ada tetangga Piping yang kelihatan Piping berjalan kearah timur menaiki sepedanya dan membuat kedua orang tuanya bahwa Piping akan membeli sesuatu di toko, pikiran kedua orang tuanya itu membuat Piping lega karena dia tidak akan dimarahi. Piping pun langsung masuk kerumahnya dan langsung menuju kamarnya, Piping yang tak sadar dengan jaket yang dipakainya, bertanya- tanya ,
” ini jaket siapa yah?” lalu dia berinisiatif untuk bertanya kepada Fandy dan ternyata jaket itu jaket Fandy.
Keesokannya sepulang sekolah dia menghampiri Fandy di standnya untuk mengembalikan jaket itu kepada Fandy ,
“Fan, ini jaketnya. Terima kasih ya! Maaf gak dicuci soalnya keburu takut di pake ma kamu, hehe”
“Gak papa,Ping aku punya dua kok!”
“tapi aku udah terlanjur bawa ni, gak papa yah?”
“ya gak papa kok”
“okelah makasih loh!”
“loh Ping, kamu kok pucet? Sakit kamu?”
“hah?aku pucet? Gak kok”
“coba ngaca deh”
“mungkin sih, ini gara-gara keujanan itu kali yah?”
“hm, kamu itu,,!! langsung pulang, Ping! Minum obat!
“iyah tenang aja, ya udah aku pulang dulu ya!”

Sesampainya dirumah Piping langsung tidur dengan pakaian sekolahnya itu, saking capeknya dia pun tertidur dengan lelap sampai dia tidak sadar kalau sudah pukul 02.00 tengah malam, akhirnya Piping terbangun, dia fikir masih pukul 04.00 sore tapi setelah dia menengok jam dinding dikamarnya ternyata jarum jam pun sudah menunjukkan pukul 02.00 malam, Piping langsung saja ke dapur untuk mencari makanan karena dia sangat lapar dan segera minum obat, setelah itu Piping kembali tidur dengan pakaian yang sama karena kebetulan hari itu, hari minggu jadi nantinya dia langsug mencuci pakaian itu. Paginya, Piping bangun untuk mencuci pakaian dan mandi, setelah itu dia mencari hapenya dikamar, dia lupa kalau hapenya ada di tas, Piping kebingungan.
“aduh, hapeku mana ya?” dia pun bertanya-tanya sendiri sambil berputar dikamarnya, dan tak lama kemudian hapenya berdering, dan ternyata itu sms dari kekasihnya Fandy, dia pun langsung senang. Fandy mengajak Piping jalan, tapi Piping sedang sibuk dirumah akhirnya dia pun hanya menelfonnya.
“Ping, kamu sibuk gak? Aku udah kangen banget mna kamu ni!” Tanya Fandy
“hmm, aku sibuk ni gimana jadi gak bias keluar deh!” jawab Piping
“loh tadi malem aku sms gak dibales, sms juga, kemana?” bertanya lagi
“aku ketiduran dari siang pulang sekolah itu, Fan”
“hmm, kamu itu ada-ada saja, Ping, Ping!” sambil sedikit tertawa
“hehe ya udah maaf ya Fan, aku gak bias jalan sekarang!”
“iyah gak papa, Piping sayang”
“ya sudah aku masih sibuk ni”
“Oke , Ping!”

Satu tahun kemudian, hubungan mereka masih tetap tentram tanpa adanya masalah yang berarti, akan tetapi Fandy yang saat itu ikut pamannya ke luar pulau untuk bekerja pun jarang bertemu Piping, meskipun begitu dia tetap menghubungi Piping, jika dia rindu dia hanya dapat berbicara dan hanya bisa mendengar suaranya saja. Tetapi gara-gara Fandy berada diluar pulau dan Piping yang sibuk akhirnya perasaan cinta Fandy pada Piping pun mulai berkurang, dan sejak saat itulah Piping putus dengan Fandy, tapi Piping masih menyimpan rasa cinta dan saying terhadap Fandy. Piping merasa ada sesuatu yang mengganjal difikirannya, dia khawatir akan cinta Fandy padanya,sampai pada suatu hari dia bertanya pada Fandy akan perasaannya terhadap Piping,
“Fan, kamu masih suka gak ma aku?” Tanya Piping
“kalo suka aku emang suka ma kamu, tapi Ping, rasa cintaku berkurang ma kamu gak tau kenapa” jawabnya dengan jujur
“tapi kalo emang kamu udah gak suka juga gak papa kok, Fan”
“bukan gitu Ping, aku masih sayang kamu kok, aku kan udah bilang kalo rasa sayangku gak bakalan terganti oleh apapun kan?”
“iyah aku inget kata-katamu itu, aku juga akan selamanya sayang kok!”
“iyah Ping, aku sayang kamu selamanya, tapi cintaku ini mungkin tidak untuk selamanya, Ping, kamu tau sendiri kan?”
“iyah donk! Heehe , tapi aku masi cinta kamu sih,,” menjawabnya asambil bercanda
“hmm,, jangan gitu Ping, masih ada cowok lain yang lebih dari aku yang bakal menyayangimu dan mencintaimu, mungkin kita bukan jodoh Ping”
“Ya juga sih, hmm makasih ya, Fan”
“iyah sama-sama Ping”

Satu bulan setelah kejadian itu terjadi, Piping bertemu Fandy di taman kota, tempat dulu dia pingsan dan ditolong oleh Fandy. Piping yang saat itu antri disalah satu penjual makanan, tiba-tiba melihat orang yang tidak asing dimatanya, ternyata itu Fandy. Piping pun langsung meninggalkan penjual itu dengan terburu-buru. Setelah sampai di dekat Fandy, dia langsung menepuk punggung Fandy sambil memanggil namanya
“Fandy!” panggilnya
“kamu, Ping?”
“iya ini aku, kamu ngapain disini? Udah pulang dari kerja kamu yang diluar pulau itu yah?”
“hehehe, iya Ping, aku baru pulang kemarin, aku disini jalan-jalan sama temenku soalnya udah kangen banget sama kota ini. Kamu sendiri ngapain disini?”
“biasa lah aku jogging tiap minggu disini, by the way mana oleh-olehnya? Udah lupa sama aku yah? Hehe”
“oya Ping, oleh-olehnya cuma capek soalnya aku gak sempet jalan-jalan disana , biasa pekerjaan udah menunggu , Ping hehehe gak papa yah?”
“oh gitu? Yah gak papa kok! terus kenapa smsku gak dibales?”
“maaf Ping kemarin gak ada sinyal , jadi gak sempet aku bales, maaf ya!”
“iya gak papa” Piping pun  sedikit kecewa, lalu telfon genggam Fandy berdering dan dia langsung mengangkatnya. Sambil berjalan mengitari taman, Piping mulai kebingungan karena dia mulai tidak diperhatikan, sedangkan Piping sangat rindu pada Fandy, sesekali Piping melihat muka Fandy dan dia pun mulai ingat masa-masa indah yang pernah dia jalani bersama Fandy. Piping yang sebenarnya ingin menangis itu, menahan air matanya agar Fandy tidak kebingungan melihatnya. Setelah Fandy selesai bercakap-cakap di telfon genggam miliknya, Piping melihat jam di tangannya dan langsung terkejut, karena jarum jam telah menunjukkan pukul 07.00 lalu Piping segera berpamitan pada Fandy dan berjabat tangan dengannya
“Fan, aku pulang dulu ya, udah siang aku takut dimarai orang tuaku”
“ya sudah sana pulang, hati-hati dijalan ya!”
“iya makasih ya, Fan! Kalo gitu aku pulang dulu ya!”
“ya sama-sama , sampai jumpa lain waktu ya!” sambil berjabat tangan dengan Piping, Piping pun senang walaupun sebenarnya dia ingin menangis. Setelah itu Piping pulang dengan tetangganya yang telah menunggu di pintu gerbang taman.

Akhirnya Piping pun menerima kenyataan itu meskipun sedikit pahit baginya, kini Piping mempunyai pacar baru setelah satu tahun menjomblo, tapi Piping akan selalu sayang Fandy karena menurutnya semua orang patut disayangi bukan hanya pacar saja,
“rasa cinta boleh hilang, tapi bukan berarti sayang juga hilang” begitulah kata Piping.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar