AKU MASIH
SAYANG ( SELAMANYA SAYANG )
Sebut saja namanya Piping, dia siswa kelas X
di salah satu SMA favorit di kotanya. Piping yang kini mengerti cinta pun mulai
jatuh cinta pada seorang pemuda penjual gorengan di depan sekolahnya. Awalnya
dia sering membeli gorengan disana dan pada suatu hari, si penjual yang bernama
Fandy pun bercanda dengan pembeli-pembelinya termasuk Piping yang baru saja
keluar dari pintu gerbang sekolahnya itu.
“eh, neng punya
cowok gak?” Tanya Fandy pada salah satu teman Piping, temannya yang bernama Ira
itu pun menjawab,
“punya mas, kenapa
yah?” jawabnya.
“gak papa neng,
cuma tanya aja. Lah? Temen neng yang disebelah itu punya cowok gak?” Fandy pun
bertanya lagi dengan sedikit senyuman malu-malu.
“nah, kalo dia gak
punya cowok! Kenapa suka ma dia yah?”
“hahaha, gak papa
cuma pengen kenal aja!” sambil menggoreng pesanan pembeli.
“oh, si Piping ni
orangnya pemalu mas. Hehe”
“gak juga , Ra!
Apa sih kamu ini!” jawab Piping.
“neng tukeran
nomor hape donk! Boleh gak?” tanayanya ke Piping
“hmm,, gimana yah?
Kasih gak ,Ra?” tanya Piping ke Ira.
“terserah kamu,
sapa tahu kamu emang suka ma mas Fandy. Iya toh?”
“iyo wes mas”
sambil menukar hape masing-masing
Setelah sekian lama kenal dengan cowok yang
bernama Fandy ini, Piping pun lama-kelamaan mulai suka begitupun dengan Fandy,
setiap hari sepulang sekolah Piping pasti mampir ke stand gorengan milik Fandy
untuk sekedar melepas rindu atau membeli gorengan dengan sahabat-sahabatnya.
Benih-benih cinta antara mereka pun tak dapat dihindari, tepat tanggal 14
Februari, yang kebanyakan orang
menyebutnya sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang itu, Fandy mengungkapkan seluruh perasaannya
apada Piping, tapi Piping belum merasa cinta, karena Piping hanya merasa suka
saja pada Fandy ,akhirnya Piping berfikir-fikir tentang cinta Fandy itu, dia
sedikit ragu akan cinta Fandy kepadanya karena belum sebulan kenal Fandy sudah
menyatakan cinta pada Piping. Piping pun takut Fandy hanya main-main kepadanya,
akhirnya dia pun menelfon Fandy,
“Fan, kamu beneran
kan cinta
sama aku?” tanya Piping
“iya Ping, aku cinta banget sama kamu, kenapa kamu kok tanya
gitu? Kamu kan juga cinta aku, Ping?” jawab Fandy dengan nafas terengah-engah karena
takut kehilangan Piping.
“gak kok Fan, aku
percaya kamu cinta aku, tapi masak iya belom sebulan kenal kamu dah jatuh cinta
gitu ma aku cepet banget sih?”
“lah? Kamu kan juga gitu?”
“iya sih tapi, aku
kan udah lama
suka sama kamu, sebelum kamu kenal ma aku”
“hmm,, ya sudah,
emang kenapa sih?”
“buktikan donk
kalo kamu cinta ma aku, katanya cinta?”
“iyah kamu mau
bukti apa?”
“terserah kamu,
yang penting kamu bisa melakukannya”
“iya, apa coba?”
“kamu harus datang
ke taman bunga nanti malam”
“iya kau akan
datang demi kamu”
“baiklah sampai
ketemunanti malam yah!”
Malam pun datang,
Piping bergegas ke taman sampai hapenya pun ketinggalan dikamar dan lupa tidak
pamit ke orang tuanya, dengan cepat dia mengayuh sepeda mininya itu ke taman
bunga yang tidak jauh dari rumahnya itu. Sesampainya di taman bunga, dia tak
melihat satu orang pun disana, hanya mendung dan suara guntur yang menemaninya disana.
“ya ampun hapeku
ketinggalan! Tapi kalo aku pulang terus Fandy datang gimana yah?” Piping pun
mulai kebingungan, berjalan kesana kemari mengelilingi taman bunga sambil
bertanya
“mana Fandy? Mana
dia? Apa iya dia cinta aku? tapi kenapa
dia kok gak dateng?” tak lama setelah dua kali berputar di taman bunga itu,
hujan turun dengan derasnya dan membuat Piping makin bingung dan membuat
keringat dinginnya bercucuran. Piping yang saat itu tidak memakai jaket ataupun
membawa payung, hanya bisa memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya dan
duduk di salah satu kursi taman. Piping menangis, dia menagis karena pujaan
hatinya tidak datang, Piping berjanji akan di taman sampai Fandy datang.
Sementara itu Fandy yang kecapekan setelah bekerja, ketiduran di kamarnya, dan
ketika dia terbangun dan melihat jam di hapenya yang menunjukkan pukul 20.00
Fandy langsung bangun sekaligus dari tempat tidurnya dan ingat bahwa dia
mempunyai janji dengan pujaan hatinya, Piping. Melihat hujan yang makin deras ,
Fandy pun makin kebingungan apa yang harus dia lakukan. Lalu dia mempunyai ide
untuk menelfon Piping, tapi setelah dua kali tidak ada jawaban dari Piping dia
pun makin khawatir dan perasaannya pun mulai tidak nyaman, dengan tergesa-gesa
dia langsung mengambil jaket di lemarinya dan menaiki motornya ke taman, Fandy
berfikir mungkin Piping ada di Taman. Setelah lima menit Fandy pun tiba di taman dengan tak
seorang pun disana, dia memanggil nama “Piping!” tapi tak ada yang mendengar ,
dia turun dari motornya dan langsung ke kursi di dalam taman, Fandy sontak
terkejut melihat kekasihnya sedang menggigil di tengah taman sendirian hanya di
temani sepeda mininya itu,
“Piping!” panggil
Fandy
“Fa, Fa, Fa,
Fandy!” jawabnya
Fandy langsung
berlari kearahnya.
“Ping, kamu gak
papa?”tanya Fandy
“gak papa
kok!”jawab Piping dengan tetap menggigil kedinginan, Fandy yang memakai jaket
pun langsung membuka jaketnya untuk Piping dan langsung memeluk Piping dengan
hangat, Piping tersenyum dan langsung pingsan.
Fandy langsung
membawanya ke salah satu warung dekat taman untuk berteduh, Fandy menitipkan
Piping pada ibu Ani yang menjaga warung itu sementara dia mengambil sepeda dan
motornya di taman.
“bu, saya minta
tolong “ kata Fandy
“iya apa nak?” ibu
Ani pun bertanya balik
“ini teman saya
pingsan, ibu bisa menjaganya dulu sementara saya mengambil sepeda saya di
taman? jawabnya
“baiklah nak, ibu
akan menjaganya. Hati-hati nak!”
“iya buk trima
kasih”
Fandy langsung
berlari menuju taman , sedangkan Piping dijaga oleh ibu Ani
Fandy yang
terburu-buru ke taman pun hampir tertabrak mobil saat menyabrang di depan
warung itu. Setelah mengambil sepedanya, Fandy langsung menghampiri Piping yang
masih belum sadar,
“bu, gimana
keadaan teman saya?” bertanya sambil kebingungan
“belum sadar nak!”
duduk disamping Piping
Fandy pun langsung
mendekat kesamping Piping, sambil memegang tangannya yang dingin dan
membisikkan sesuatu di telinga Piping,
“aku cinta kamu, Ping” seru Fandy
Piping pun
mendengar perkataan Fandy itu dan perlahan-lahan mata Piping terbuka, sambil
berkata
“aku juga cinta
kamu, Fan”
Fandy senang
melihat Piping yang sudah sadar dan langsung menanyakan keadaannya
“gimana udah
baikan?” Tanya Fandy
“alhamdulillah,
aku sadar. Aku dimana ini?” sahut Piping
“kamu ada dirumah
ibu Ani yang punya warung deketnya taman bunga itu”
“hmm, terus kamu
kok bisa ada disini juga? Gimana ceritanya?”
“ceritanya panjang
, Ping! Tapi sebelumnya aku minta maaf soalnya
aku tadi telat nyamperin kamu terus buat kamu pingsan seperti ini, aku tadi
capek banget terus ketiduran dikamar, maaf yah ,Ping!”
“iyah gak papa
kok!” sambil tersenyum
“trima kasih , Ping!”
“iyah Fan”
“terus kamu udah
percaya ma aku? Aku kan
udah ngebuktiin semua ke kamu”
“iyah kau percaya
100, eh 1000% ma kamu sekarang. Hehe”
“yes!yes! akhirnya
aku berhasil, terus kamu mau kan
jadi pacarku?”
“iya ,Fan, kau
terima cintamu itu”
Lalu Fandy pun
langsung loncat kegirangan mendegar jawaban dari Piping itu.
“yeye aku seneng
banget hari ini Ping, hehe” sambil meloncat-loncat
“udah Fan, ini
rumah orang, kalo pengen loncat nanti aja!”
“iyah sayang,,
heheheeh”
Dengan perasaan senang mereka pun pulang
menaiki motor Fandy, sedangkan sepeda mini Piping dititipkan ke Ibu Ani yang
besoknya akan diambil oleh Piping. Sesampainya Piping dirumah orang tua Piping
mencari-cari Piping tapi ada tetangga Piping yang kelihatan Piping berjalan
kearah timur menaiki sepedanya dan membuat kedua orang tuanya bahwa Piping akan
membeli sesuatu di toko, pikiran kedua orang tuanya itu membuat Piping lega
karena dia tidak akan dimarahi. Piping pun langsung masuk kerumahnya dan
langsung menuju kamarnya, Piping yang tak sadar dengan jaket yang dipakainya,
bertanya- tanya ,
” ini jaket siapa
yah?” lalu dia berinisiatif untuk bertanya kepada Fandy dan ternyata jaket itu
jaket Fandy.
Keesokannya
sepulang sekolah dia menghampiri Fandy di standnya untuk mengembalikan jaket
itu kepada Fandy ,
“Fan, ini
jaketnya. Terima kasih ya! Maaf gak dicuci soalnya keburu takut di pake ma
kamu, hehe”
“Gak papa,Ping aku punya dua kok!”
“tapi aku udah
terlanjur bawa ni, gak papa yah?”
“ya gak papa kok”
“okelah makasih
loh!”
“loh Ping, kamu kok pucet? Sakit kamu?”
“hah?aku pucet?
Gak kok”
“coba ngaca deh”
“mungkin sih, ini
gara-gara keujanan itu kali yah?”
“hm, kamu itu,,!!
langsung pulang, Ping! Minum obat!
“iyah tenang aja,
ya udah aku pulang dulu ya!”
Sesampainya dirumah Piping langsung tidur
dengan pakaian sekolahnya itu, saking capeknya dia pun tertidur dengan lelap
sampai dia tidak sadar kalau sudah pukul 02.00 tengah malam, akhirnya Piping
terbangun, dia fikir masih pukul 04.00 sore tapi setelah dia menengok jam
dinding dikamarnya ternyata jarum jam pun sudah menunjukkan pukul 02.00 malam,
Piping langsung saja ke dapur untuk mencari makanan karena dia sangat lapar dan
segera minum obat, setelah itu Piping kembali tidur dengan pakaian yang sama
karena kebetulan hari itu, hari minggu jadi nantinya dia langsug mencuci
pakaian itu. Paginya, Piping bangun untuk mencuci pakaian dan mandi, setelah
itu dia mencari hapenya dikamar, dia lupa kalau hapenya ada di tas, Piping
kebingungan.
“aduh, hapeku mana
ya?” dia pun bertanya-tanya sendiri sambil berputar dikamarnya, dan tak lama
kemudian hapenya berdering, dan ternyata itu sms dari kekasihnya Fandy, dia pun
langsung senang. Fandy mengajak Piping jalan, tapi Piping sedang sibuk dirumah
akhirnya dia pun hanya menelfonnya.
“Ping,
kamu sibuk gak? Aku udah kangen banget mna kamu ni!” Tanya Fandy
“hmm, aku sibuk ni
gimana jadi gak bias keluar deh!” jawab Piping
“loh tadi malem
aku sms gak dibales, sms juga, kemana?” bertanya lagi
“aku ketiduran
dari siang pulang sekolah itu, Fan”
“hmm, kamu itu
ada-ada saja, Ping, Ping!” sambil sedikit tertawa
“hehe ya udah maaf
ya Fan, aku gak bias jalan sekarang!”
“iyah gak papa,
Piping sayang”
“ya sudah aku
masih sibuk ni”
“Oke , Ping!”
Satu tahun kemudian, hubungan mereka masih
tetap tentram tanpa adanya masalah yang berarti, akan tetapi Fandy yang saat
itu ikut pamannya ke luar pulau untuk bekerja pun jarang bertemu Piping,
meskipun begitu dia tetap menghubungi Piping, jika dia rindu dia hanya dapat
berbicara dan hanya bisa mendengar suaranya saja. Tetapi gara-gara Fandy berada
diluar pulau dan Piping yang sibuk akhirnya perasaan cinta Fandy pada Piping
pun mulai berkurang, dan sejak saat itulah Piping putus dengan Fandy, tapi
Piping masih menyimpan rasa cinta dan saying terhadap Fandy. Piping merasa ada
sesuatu yang mengganjal difikirannya, dia khawatir akan cinta Fandy padanya,sampai
pada suatu hari dia bertanya pada Fandy akan perasaannya terhadap Piping,
“Fan, kamu masih
suka gak ma aku?” Tanya Piping
“kalo suka aku
emang suka ma kamu, tapi Ping, rasa cintaku
berkurang ma kamu gak tau kenapa” jawabnya dengan jujur
“tapi kalo emang
kamu udah gak suka juga gak papa kok, Fan”
“bukan gitu Ping,
aku masih sayang kamu kok, aku kan udah bilang
kalo rasa sayangku gak bakalan terganti oleh apapun kan?”
“iyah aku inget
kata-katamu itu, aku juga akan selamanya sayang kok!”
“iyah Ping, aku
sayang kamu selamanya, tapi cintaku ini mungkin tidak untuk selamanya, Ping,
kamu tau sendiri kan?”
“iyah donk! Heehe
, tapi aku masi cinta kamu sih,,” menjawabnya asambil bercanda
“hmm,, jangan gitu
Ping, masih ada cowok lain yang lebih dari aku yang bakal menyayangimu dan
mencintaimu, mungkin kita bukan jodoh Ping”
“Ya juga sih, hmm
makasih ya, Fan”
“iyah sama-sama Ping”
Satu bulan setelah kejadian itu terjadi,
Piping bertemu Fandy di taman kota,
tempat dulu dia pingsan dan ditolong oleh Fandy. Piping yang saat itu antri
disalah satu penjual makanan, tiba-tiba melihat orang yang tidak asing
dimatanya, ternyata itu Fandy. Piping pun langsung meninggalkan penjual itu
dengan terburu-buru. Setelah sampai di dekat Fandy, dia langsung menepuk
punggung Fandy sambil memanggil namanya
“Fandy!”
panggilnya
“kamu, Ping?”
“iya ini aku, kamu
ngapain disini? Udah pulang dari kerja kamu yang diluar pulau itu yah?”
“hehehe, iya Ping,
aku baru pulang kemarin, aku disini jalan-jalan sama temenku soalnya udah
kangen banget sama kota
ini. Kamu sendiri ngapain disini?”
“biasa lah aku jogging
tiap minggu disini, by the way mana oleh-olehnya? Udah lupa sama aku yah? Hehe”
“oya Ping,
oleh-olehnya cuma capek soalnya aku gak sempet jalan-jalan disana , biasa
pekerjaan udah menunggu , Ping hehehe gak papa
yah?”
“oh gitu? Yah gak
papa kok! terus kenapa smsku gak dibales?”
“maaf Ping kemarin
gak ada sinyal , jadi gak sempet aku bales, maaf ya!”
“iya gak papa”
Piping pun sedikit kecewa, lalu telfon genggam
Fandy berdering dan dia langsung mengangkatnya. Sambil berjalan mengitari
taman, Piping mulai kebingungan karena dia mulai tidak diperhatikan, sedangkan
Piping sangat rindu pada Fandy, sesekali Piping melihat muka Fandy dan dia pun
mulai ingat masa-masa indah yang pernah dia jalani bersama Fandy. Piping yang
sebenarnya ingin menangis itu, menahan air matanya agar Fandy tidak kebingungan
melihatnya. Setelah Fandy selesai bercakap-cakap di telfon genggam miliknya,
Piping melihat jam di tangannya dan langsung terkejut, karena jarum jam telah
menunjukkan pukul 07.00 lalu Piping segera berpamitan pada Fandy dan berjabat
tangan dengannya
“Fan, aku pulang
dulu ya, udah siang aku takut dimarai orang tuaku”
“ya sudah sana pulang, hati-hati
dijalan ya!”
“iya makasih ya,
Fan! Kalo gitu aku pulang dulu ya!”
“ya sama-sama ,
sampai jumpa lain waktu ya!” sambil berjabat tangan dengan Piping, Piping pun
senang walaupun sebenarnya dia ingin menangis. Setelah itu Piping pulang dengan
tetangganya yang telah menunggu di pintu gerbang taman.
Akhirnya Piping pun menerima kenyataan itu
meskipun sedikit pahit baginya, kini Piping mempunyai pacar baru setelah satu
tahun menjomblo, tapi Piping akan selalu sayang Fandy karena menurutnya semua
orang patut disayangi bukan hanya pacar saja,
“rasa cinta boleh
hilang, tapi bukan berarti sayang juga hilang” begitulah kata Piping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar