Tema: Pendidikan
Judul: Nasib Pendidikan Indonesia dalam Kehidupan Pelajar yang Hedonis
Pendidikan adalah
salah satu istilah yang tidak asing ditelinga kalian bukan? Iya tepat sekali,
siapa yang tak tahu pendidikan? orang yang bersekolah atau menempuh ilmu pasti
dikatakan orang yang berpendidikan meskipun beberapa orang tidak menganggapnya
berpendidikan jika menempuhnya tidak melalui sekolah.
Akhir-akhir ini
kehidupan pendidikan kita tengah ditempuh masalah, terutama pelajar yang
kebanyakan hanya mementingkan kesenangan dan berfoya-foya atau “Hedonis”. Masa
remaja yang labil membuat para pelajar khususnya SMP dan SMA banyak menuai
masalah di sekolah terutama bolos, tawuran, kenakalan remaja dll yang membuat
para guru kesusahan untuk memberi mereka hukuman. Dinas Pendidikan pun tak
dapat berbuat banyak, salah satu cara adalah rapat dinas dengan seluruh kepala
sekolah SMP dan SMA pada kabupaten masing-masing. Itu pun tidak menjadi tolak
ukur akan adanya perubahan dari para siswanya kedepan. Dalam kaleidoskop kita,
banyak dari mereka yang stress dan ingin suasana barudan membuat mereka ikut
terjerumus kedalam hal-hal yang negative, meskipun tidak semuanya berasal dari
diri sendiri banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang pelajar
contohnya keluarga, teman, sekolah, lingkungan masyarakat yang membuat mereka
menjadi ikut-ikutan dan menjadi sesat. Dari situ beberapa pelajar berkata “Lalu
apa yang seharusnya kita lakukan sebagai pelajar?” jawabannya, kita harus
menuntut ilmu dengan baik agar cita-cita dan mimpi kita tercapai, janganlah
kita berpikir yang macam-macam karena tugas kita yang paling utama dalah
belajar dan tentunya kita sebagai pelajar mempunyai tanggung jawab besar
terhadap Negara kita tercinta, Indonesia. Sebagian besar pelajar adalah remaja
sehingga kita sebagai remaja adalah tulang punggung Negara Indonesia, masa
depan bangsa ada ditangan kita. Masih ingatkah kalian dengan kutipan dari
kata-kata Bung Karno yang menyatakan bahwa jika membawakannya 10 orang pemuda
maka ia akan mengguncang dunia dengan 10 orang pemuda itu. Lalu apakah
artinya? Pemuda adalah masa depan
bangsa, jika pemudanya sudah kalah bagaimana nasib bangsa? Maka dari tu ita
harus memajukan remaja Indonesia
melalui pelajar agar nasib pendidikan dan Negara kita menjadi baik di masa yang
akan datang. Cobalah kalian ingat sumpah pemuda yang dilaksanakan pada 28
oktober 1928, dan contolah sikap pemuda yang hidup pada zaman tersebut.
Dengan kata lain
didalam perilaku pelajar yang “Hedonis” sebenarnya kita dapat mengubah perilaku
tersebut, seperti memberi penjelasan kepada orang tua mereka karena dengan
bantuan dari keluarga dan sanak saudara yang terdekat mampu membuat motivasi
anak semakin tinggi meskipun sebagian kecil dari mereka masih banyak yang tidak
mendengarkan nasihat orang tuanya karena salah asuhan dari kecil. Jalur agama
pun dapat kita tempuh, dengan rajin beribadah kita akan terhindar dari
perbuatan-perbuatan maksiat dan lain sebagainya, maka dari itu pertebal iman
kita agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang berbau negatif. Dalam
menghadapi perilaku pelajar yang tidak baik, kita sendiri juga dapat memberi
contoh yang baik pada mereka (pelajar yang nakal) agar tidak mengulanginya
lagi, tetapi ada satu hal yang kita tidak dapat menghentikannya yaitu kemajuan
tekhnologi yang sangat pesat. Mau tak mau kita semua harus menerimanya karena
semuanya sudah tidak dapat diubah dan ingatlah aturlah waktumu sebaik mungkin
karena waktu adalah pedang, waktu adalah uang, jika tidak dimanfaatkan dengan baik
maka kita akan menyesal dikemudian hari. Tetap semangat dan tetap hidup damai
dimasyarakat agar kedepannya pelajar Indonesia
tidak lagi “Hedonis” dan mampu mempersatukan Indonesia. Jaya pelajar Indonesia!
Jayalah Indonesiaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar